Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arti Paribahasa Pepatah "Mikul Duwur Mendem Jero"

Mikul Duwur Mendem Jero

MLETRE.com – Sejak masa kecil hingga usia SD, nasihat bijak dari kakek selalu mengalir dalam diri saya. Tidak hanya berkewajiban berbakti kepada orang tua, tetapi juga mengamalkan ajaran mikul duwur mendem jero. 

Unen-unen atau peribasa ini pasti tidak asing di telinga kita. Saya sendiri kerap mendengarnya, meski makna sebenarnya belum sepenuhnya saya pahami.

1. Arti Paribasa (Unen-Unen) Mikul Duwur Mendem Jero

Apabila kita mengartikan peribahasa Jawa ini ke dalam Bahasa Indonesia, ia menggambarkan tindakan mikul sebagai memikul atau mengangkat, duwur sebagai tinggi, mendem sebagai menggali dan menimbun, serta jero sebagai dalam. 

Jadi, arti lengkapnya adalah memikul dengan tinggi-tinggi dan mengubur dengan dalam-dalam. Peribasa ini mengandung makna besar, yakni meninggikan jasa orang tua dan nenek moyang, sambil juga menghapus dosa atau kesalahan yang pernah mereka lakukan.

2. Pentingnya Prinsip Mikul Duwur Mendem Jero

Apakah hubungannya antara prinsip ini dengan kewajiban seorang anak terhadap orang tua dan leluhur? Dalam karya "Peribahasa Jawa" oleh Iman Budi Santosa, dijelaskan bahwa bagi orang Jawa, harmoni hidup terwujud dengan tidak melupakan jejak nenek moyang. 

Kehidupan masa kini kita tidak terlepas dari warisan mereka. Meskipun dalam dimensi berbeda, leluhur tetap hadir (dalam alam).

Sebagai penerus keturunan, kita berperan dalam menjaga kehormatan mereka dan menghapus aib dengan perbuatan baik. Apa pun kebajikan yang diwariskan keluarga kita harus dijaga, sementara hal buruk patut diperbaiki.

3. Menerapkan Prinsip Mikul Duwur Mendem Jero dalam Kehidupan Sehari-hari

Mikul Duwur Mendem Jero

Tanggung Jawab Pribadi

Perilaku dan tindakan kita mencerminkan nilai yang diajarkan orang tua. Hindari segala tindakan merugikan nama baik keluarga, seperti terlibat dalam kejahatan atau penipuan.

Berfikir dan Bertindak Positif

Jaga sikap positif saat berinteraksi dengan orang lain. Hindari perkataan atau perbuatan negatif yang merusak citra keluarga.

Pertahankan Keharmonisan Keluarga

Komunikasi baik dan saling menghargai antara anggota keluarga memperkuat hubungan serta mencegah perselisihan yang merugikan nama baik.

Bantu Sesama dan Masyarakat

Perbuatan baik serta bantuan kepada sesama dalam masyarakat memperkuat reputasi keluarga. Keterlibatan dalam kegiatan sosial positif juga berkontribusi.

Privasi Keluarga

Lindungi privasi keluarga dari berita negatif atau cerita merugikan. Batasilah informasi pribadi keluarga yang dibagikan kepada orang lain untuk menjaga nama baik keluarga.

Etika dalam Media Sosial

Gunakan media sosial dengan bijaksana. Jangan sebarkan informasi belum diverifikasi atau berbicara buruk tentang orang lain. Ingat dampaknya terhadap citra keluarga.

Hormati Orang Lain

Hargai pendapat dan hak orang lain, meski berbeda. Sikap ramah dan pengertian membantu membangun citra positif keluarga di mata masyarakat.

Hubungan Baik dengan Tetangga dan Lingkungan

Bersikap sopan dan ramah saat berhubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar.

Bersedia Minta Maaf dan Berubah

Akui kesalahan, minta maaf, dan komitmen untuk berubah menjadi lebih baik jika pernah merugikan nama baik keluarga.\

Baca Juga: Apasih Bahasa Jawanya Sayur Depan?

Kesimpulan

Menjaga nama baik orang tua bukanlah tugas individu, melainkan tanggung jawab bersama keluarga. Dengan menghayati nilai-nilai positif dan berperilaku baik dalam keseharian, kita berkontribusi pada kehormatan keluarga di mata masyarakat. 

Prinsip mikul duwur mendem jero mengajarkan bahwa kita harus memberikan penghormatan yang tinggi kepada mereka yang telah membesarkan kita. Bagaimanapun, tindakan baik dan kebajikan kita menjadi simbol penghormatan tertinggi kepada mereka yang telah mendahului kita.

Berkomentarlah dengan Bijak dan Sopan!